Di jaman sekarang, orang yang pacaran terang-terangan lebih bisa dimaklumi daripada orang yang ikut kajian (terang-terangan, baca: ngapain juga pake sembunyi-sembunyi kan ya?)
"Hati-hati kalo ikut kajian, nanti aneh-aneh loh!" - nasihat seorang teman 'yang tidak mengaji' ke temannya yang baru ingin memulai.
Aku yakin 100%, seorang teman di atas tidak pernah menasihati temannya yang jelas-jelas berpacaran untuk stop pacaran. Atau yang lebih parah, mungkin dia juga salah satunya.
Dua hal kontras, dengan nasihat yang sepertinya tertukar.
***
Lagu ini sudah pernah kudengar kemarin. Seseorang datang menasihati untuk tidak ikut, tidak benar katanya. Tapi kalau kuamati, sang pemberi nasihat tidak lebih baik dari yang dia katakan buruk. Tanpa sadar dia baru saja menunjukkan bahwa dia-lah yang belum benar.
Terkadang manusia menilai rendah (manusia) yang lain, padahal secara tidak langsung dia sedang menilai dirinya sendiri.
When you judge others, you do not define them, you define yourself - Earl Nightingale
***
Seorang teman di atas...
Berlagak layaknya pahlawan (kesiangan) yang ujug-ujug datang, (berusaha) menyelamatkan ikan yang baru belajar berenang. Tapi sayangnya ini bukan tentang pahlawan, ikan, ataupun berenang.
Mari kita renungi, mungkin si pahlawan (kesiangan)lah yang butuh pertolongan. Dan mungkin si pahlawan (kesiangan) itu adalah (...)?
Semoga kita bukan bagian dari para 'toxic peoples' yang kemakan omongan orang tak bersumber ("katanya... katanya...").
***
Balik ke tagline #SebuahCaraMenyindirDiriSendiri
Peace!
Komentar
Posting Komentar